Penelitian Terkait Kilas Perkembangan Media Sosial.

Pendahuluan 

Media sosial tumbuh pesat berkat internet. Tentang kelahiran internet sendiri tidak ada kesepahaman. Apakah lahir ketika adopsi TCP/IP ataukah ketika World Wide Web (WWW) muncul. Namun, momen monumental jaringan global tersebut terjadi pada 29 Oktober 1969 lalu. Media sosial telah menjadi bagian integral masyarakat modern. Bakan beberapa jaringan sosial memiliki pengguna yang jumlahnya lebih banyak daripada populasi warga kebanyakan Negara.

Pada tanggal 29 Oktober 1969, komputer SDS Sigma 7 milik University of California Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat (AS) sukses mengirim pesan ke komputer SRI di Universitas Stanford yang jauhnya 560 km. Pesan yang bersejarah itu dikirim oleh peneliti UCLA Bill Duvall kepada rekannya di Stanford, Charley Kline sekitar pukul 22.30 waktu setempat. Pesan berupa teks itu dikirim via jaringan packet switching Advanced Research Project Agency NET (ARPANET), yang dalam perkembangannya menjadi cikal bakal dari tulang punggung jaringan internet modern bersama TCP/IP.

Sebuah layanan jejaring sosial biasanya terdiri atas representasi setiap penggunanya dalam wujud profil, aktivitas, relasi sosial, dan sejumlah layanan tambahan. Layanan itu biasanya berbasis web dan penggunanya berinteraksi melalui internet, seperti pesan instan, surat elektronik dan mengunduh foto, gambar atau video. Berbagai situs jejaring sosial memudahkan pengguna untuk berbagi ide, saran, pandangan, aktivitas, informasi, acara, ajakan dan ketertarikan di dalam jaringan individu masing- masing orang. Selain layanan jejaring sosial bersifat terpusat pada individu, sosok atau tokoh, berkembang pula layanan komunitas yang sifatnya lebih terpusat pada grup atau kelompok bersama.

         Pembahasan

Merebaknya situs medsos yang muncul menguntungkan banyak orang dari berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan mudah dan dengan ongkos yang murah ketimbang memakai telepon. Dampak positif yang lain dari adanya situs jejaring sosial adalah percepatan penyebaran informasi. Akan tetapi ada pula dampak negatif dari medsos, yakni berkurangnya interaksi interpersonal secara langsung atau tatap muka, munculnya kecanduan yang melebihi dosis, serta persoalan etika dan hukum karena kontennya yang melanggar moral, privasi serta peraturan.

Pada tahun 2014 ini data termutahir menunjukkan pengguna internet dunia diperkirakan sudah melampaui 2,2 miliar atau sekitar 30 persen dari total populasi di dunia. Kemudian untuk pengguna Facebook, pada tahun 2012 baru mencapai 1 miliar dan pada tahun 2014 ini sudah mencapai 1,2 miliar pengguna. Sedangkan YouTube, pada tahun 2013 lalu rata-rata memiliki lebih dari 850 juta pengguna setiap bulannya.10 Catatan angka-angka di atas hendak berbicara bahwa dari tahun ke tahun pengguna internet dan medsos bakal makin banyak. Di Indonesia sendiri diprediksi penggunanya dalam beberapa tahun ke depan akan meningkat tajam. Dalam lingkungan pendidikan saja, dengan diterapkannya Kurikulum 2013, maka dalam aktivitas dan proses mengajarnya guru dituntut untuk banyak menggunakan internet dan medsos untuk memperkaya materi pelajaran.

Kemudahan dalam mengakses akun medsos telah membuat medsos tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Mereka dapat melakukannya di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dan tentang apa saja. Medsos telah menjadi backbone (tulang punggung) dalam komunikasi abad digital ini. Akan tetapi selain dampak positif yang ditimbulkan berkat fungsi dan tujuannya, medsos juga memunculkan sisi kelam, menyimpang, dan negatif dari hubungan komunikasi. Medsos yang seharusnya difungsikan untuk tujuan baik, telah dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan jahat.

Melihat banyak dan beragamnya jenis medsos yang ada, tampaknya sulit untuk menemukan jawaban yang benarbenar tepat atas pertanyaan tersebut. Batas-batas peran antarjenis dan karakteristik medsos kini tidak begitu jelas dan saling memengaruhi. Sebab itu, jawaban yang paling mendekati ketepatan adalah tergantung dari jenis dan materi kebijakan yang akan disebarluaskan oleh aparat pemerintah. Maka, informasi dan pengetahuan tentang masing-masing aplikasi media sosial ini sangat perlu diketahui sehingga penyebaran misi pemerintah dapat terlaksana dengan efektif. Berikut ini data sejumlah aplikasi medsos yang cukup populer dan lumayan berpengaruh untuk masyarakat Indonesia

1. Aplikasi Medsos Berbagi Video (Video Sharing) Aplikasi berbagi video tentu sangat efektif untuk menyebarkan beragam program pemerintah. Program tersebut dapat berupa kunjungan atau pertemuan di lapangan, keterangan pemerintah, diskusi publik tentang suatu kebijakan, serta berbagai usaha dan perjuangan pemerintah melaksanakan program.12 Selain itu, tentu saja sebelum penyebaran, suatu video memerlukan tahap verifikasi sesuai standar berlaku. Sebaliknya, pemerintah juga perlu memeriksa, membina serta mengawasi video yang tersebar di masyarakat

2. YouTube YouTube adalah situs berbagi video yang berkantor pusat di San Bruno, California, Amerika Serikat. YouTube didirikan oleh Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim, yang ketiganya adalah mantan karyawan PayPal, situs jual beli online. Sebelumnya, Chen dan Karim memang berasal dari kampus yang sama, yakni University of Illinois di UrbanaChampaign. Sedangkan Hurley, kuliah di Indiana University of Pennsylvania, Amerika Serikat Mereka mendirikan YouTube pada Februari 2005, tetapi baru berjalan setahun, situs itu telah dibeli oleh raksasa penjelajah dunia maya, Google.

3. Twitter Boleh dikata, inilah aplikasi paling poluler di Indonesia selain Facebook. Tak hanya di kalangan perorangan, sejumlah lembaga pemerintah Indonesia juga memiliki akun Twitter untuk menjalankan program pembangunan dan melayani MasyarakatMelihat sifat dan penggunaannya, banyak pakar medsos yang menyarankan menggunakan Twitter untuk menyebarkan informasi yang sifatnya lebih umum, untuk kepentingan umum atau komunitas.  Twitter diciptakan oleh Jack Dorsey, Evan Williams, Biz Stone dan Noah Glass pada Juli, 2006. Saat itu, Twiiter diperkenalkan sebagai penyedia jasa jaringan sosial online di mana penggunanya dapat menyampaikan pesan sepanjang 140 huruf yang disebut “tweets” atau “kicau”. Istilah “twitter” itu sendiri, menurut Williams, awalnya bernama “twttr” yang terinspirasi oleh aplikasi “flickr.

4. Facebook Aplikasi ini didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama beberapa teman kuliahnya di Universitas Harvard, yaitu Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes, pada 4 February 2004Facebook memang memiliki arti tersendiri bagi warga Indonesia. Kini sejumlah data telah menempatkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Pengguna Facebook Indonesia kini telah mencapai setidaknya 24 juta atau 10% dari total penduduk Indonesia.

5. Instagram Aplikasi instagram hanya bisa dijalankan pada peranti mobile seperti smartphone. Aplikasi ini adalah jaringan sosial berbagi foto dan video seperti program-program lainnya. Hanya saja, yang paling membedakan adalah, tampilan foto Instagram memiliki ciri khas dengan “bingkai” persegi Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan diluncurkan pada Oktober 2010. Nama Instagram, menurut mereka, merupakan gabungan dari “instant camera” dan “telegram”. Instagram kini dapat diinstal pada beragam system operasi telepon genggam, mulai dari Apple App Store, Google Play dan Windows Phone Store Hanya beberapa bulan setelah diluncurkan, Instagram mampu meraih 1 juta pengguna pada Desember 2010. Jumlah ini meningkat terus hingga mencapai 5 juta user pada Juni, kemudian mencapai 10 juta pada September 2011. Belakangan, Instagram mengklaim anggotanya telah mencapai lebih dari 30 juta pada April 2012.

 

Kesimpulan

Dari analisa ini adalah bahwa media sosial telah berkembang pesat berkat internet, meskipun kelahiran internet itu sendiri masih diperdebatkan. Media sosial kini menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat modern, dengan beberapa platform memiliki pengguna lebih banyak daripada populasi banyak negara. Pertumbuhan media sosial ini memfasilitasi komunikasi, berbagi informasi, dan interaksi global yang mudah dan murah. Namun, dampak negatifnya juga muncul, seperti berkurangnya interaksi tatap muka, kecanduan, dan masalah etika serta hukum. Penggunaan media sosial di dunia terus meningkat, dengan platform seperti Facebook, YouTube, dan Instagram memiliki jutaan hingga miliaran pengguna. Media sosial juga digunakan oleh pemerintah untuk menyebarkan informasi dan program-program mereka secara efektif. Namun, penting bagi pemerintah untuk memahami karakteristik dan penggunaan masing-masing platform untuk memaksimalkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Kemenangan: Analisis Kinerja dan Kiat Sukses Tim Indonesia di Kejuaraan IESF Bali 2022

Literature Riview 20 Jurnal